Pages

Wednesday, January 4, 2012

Semut, Laba-laba, dan Lebah

Artikel ini sebenarnya copas (copy paste) dari sebuah buku yang berjudul lentera hati, maklum blogger tapi gak bisa ngarang --".  Tapi jangan dilihat dari status tersebut…  lihat lah dari hikmah yang didapat... ( tetep dibeda-beda in kok kalimatnya )

Ini dia artikelnya :

Tiga hewan kecil menjadi nama dari tiga surah yang ada didalam Al-Quran, yaitu Al-Naml (semut), Al-‘ankabut ( laba”), dan  Al-Nahl (lebah). Di dalam artikel yang copas ini, akan di bahas satu per satu dari sifat hewan kecil ini…




Yang petama adalah semut.  Semut adalah hewan yang memiliki ketekunan yang luar biasa, sehingga ia sering berhasil dalam memikul sesuatu yang lebih besar daripada badannya, meskipun benda tersebut tidak berguna baginya. Konon hewan kecil ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun, sedangkan usianya sendiri tidak sampai setahun.



Lain lagi dengan hwan kecil yang kedua yaitu laba-laba. Dalam surat 29 : 41 mengatakan “sarangnya adalah tempat yang paling rapuh atau lemah”. Ia bukan tempat yang aman, apa pun yang berlindung disana akan disergap sampai binasa. Jangankan serangga yang tidak sejenis, jantanya pun setelah berhubungan sex disergapnya untuk dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Demikianlah kata sebagian ahli.. sebuah gambaran yang sangat mengerikan dari sejenis binatang.




Berbeda pula dengan hewan yang terakhir yang akan diceritakan yaitu lebah. Lebah mempunyai insting dalam bertempat tinggal yang mana dalam bahasa Al-Quran dalam surat 16 : 68 “atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sbagai tempat tinggal” dan sarangnya dibuat berbentuk segi enam, bukan segi lima atau pun empat…. Mengapa demikian ? karena segi enam tidak membuat adanya pemborosan lokasi. Yang dimakannya juga adalah hal yang baik” yaitu dari bunga” dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya.

Mungkin pembahasan tentang lebah lebih banyak dari yang lain jadi harap bersabar bagi pembacanya (*siapa juga yang mau baca ).

Lebah juga mengolah makanannya menjadi benda benda yang sangat bermanfaat bagi manusia, seperti lilin ( sbagai penerang ) dan madu ( obat yang menyembuhkan ). Lebah juga sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali yang mengganggunya, bahkan sengatannya pun dapat dijadikan obat.

Kadangkala sikap hidup manusia dapat di ibaratkan dengan berbagai jenis binatang. ( sikapnya… bukan wajah atau bentuknya (?) )

Ada yang berbudaya semut, yaitu menghimpun dan menumpuk ilmu (tanpa mengolahnya)  dan menumpuk materi (tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya). Pemborosan adalah anak kandung budaya ini, yg mengundang hadirnya benda” baru yang tidak dibutuhkan dan tersingkirnya benda” lama yang masih enak dipandang dan bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan, banyak sekali semut yang berkeliaran dimasyrakat kita. (?)

Dan tidak dapat diperkirakan, berapakah jumlah laba” yang ada diantara kita, yaitu mereka yang tidak lagi butuh berpikir apa, dimana, dan kapan ia makan, tetapi yang mereka pikirkan adalah “siapa yang akan mereka jadikan mangsa.”

Nabi saw. Mengibaratkan seorang mukmin sbagai lebah, “tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.” *subhanallah

Dapatkah kita menjadi ibarat lebah, bukan semut apalagi laba-laba ? 

No comments:

Post a Comment